Penciptaan Manusia, Benarkah Adam Manusia Pertama?

 

Penciptaan Manusia, Benarkah Adam Manusia Pertama?

Sejak kapan peradaban manusia eksis di Alam Semesta? Tidak ada yang tahu pasti, manusia hanya bisa memperkirakan melalui kisah Manusia Pertama yang disebut Adam dan Hawa. Sebenarnya kisah Adam dan Hawa bukan hanya dikenal di dalam Agama Samawi melainkan kisah yang juga diwariskan di banyak wilayah. Sebut saja kisah Ask dan Embla dari Mitologi Skandinavia sebagai sepasang Manusia Pertama yang diciptakan dari kayu pohon seperti halnya Mashya dan Mashyana dari tradisi Zoroaster. Lalu ada FuXi dan Nuwa dari Mitologi China, Manusia Pertama yang konon diciptakan dari tanah liat kuning seperti halnya Prometheus dari Mitologi Yunani yang juga diciptakan dari tanah liat. Hmm dari tanah lihat atau kayu pohon? Sebenarnya bagaimana manusia diciptakan?

Selamat Datang di Pikiranologi, Bersama Saya si Tukang Mikir.

Manusia Berasal Dari Kera

Kebingungan manusia mencari tahu identitas leluhurnya sampai pada sebuah gagasan bahwa Manusia Berasal Dari Kera. Hal ini dikarenakan banyaknya penemuan arkeologi berupa kerangka kera serupa manusia jutaan tahun silam. Tentu saja ini mematahkan semangat Uskup Ussher pada abad ke-17 yang menyatakan penciptaan terjadi sekitar 3761SM yang artinya di zaman beliau disebutkan sekitar 6000 tahun silam.

Adam dan Hawa

Uskup Ussher

Namun di tahun 1974, Harold Camping melalui bukunya yang berjudul “Adam When? A Biblical Solution to the Timetable of Mankind” memberi gagasan baru bahwa Manusia Pertama di dalam Agama Samawi yang bernama Adam diciptakan Tuhan pada 11.013 SM. Camping menggunakan metode yang disebutnya “qara shem” di dalam bahasa Ibrani yang artinya orang tua dan anak melalui genealogi yang tercantum dalam Kitab Kejadian 5, Kejadian 11 dan Keluaran 6. Perhitungannya tidak rumit, hanya menggunakan hukum-hukum sederhana dalam matematika dan penafsiran beberapa kata kunci dalam bahasa Ibrani. Dari perhitungannya tersebut dihasilkan beberapa perkiraan yaitu : Adam diciptakan pada 11.013SM, Nuh dilahirkan pada 5590SM, banjir besar terjadi pada 4990SM dan Abram/Abraham dilahirkan pada 2167SM.

Kronologi Penciptaan Adam

Meskipun demikian metode Harold Camping tetap tidak memuaskan ilmuwan karena eksistensi manusia serupa kera atau kera serupa manusia hehe dianggap berhubungan dengan makhluk yang kita sebut manusia saat ini. Kalaupun memang saling terkoneksi, kenapa seolah tidak ada perubahan lambat yang bertahap atau Evolusi dalam genetik tetapi seakan perubahannya terjadi sangat cepat atau Revolusi dari Kera menjadi Manusia. Dan melalui proses itu tidak mungkin Homo Cro-Magnon yang diperkirakan hidup sekitar 40.000-10.000 tahun silam secara ajaib tiba-tiba menjadi makhluk seperti manusia saat ini. Bahkan kalau memang Adam dan Hawa adalah Homo Cro-Magnon, ini juga tidak mungkin karena Adam dan Hawa disebutkan justru jatuh dari Surga ke Alam Manusia sedangkan Homo Cro-Magnon sudah di Alam Manusia jauh sebelum Adam dan Hawa turun ke Bumi.

Homo Cro-Magnon, Nenek Moyang Manusia?

Teori Anunnaki dan Missing Link

Karena antara Sains dan Agama seakan tidak sejalan, beberapa tahun silam Teori Anunnaki menjadi sebuah alternatif dari kebingungan manusia dalam mencari jejak nenek moyangnya. 450.000 tahun silam sekelompok Alien diperkirakan datang dari Rasi Bintang Orion ke Planet Bumi. Hal itu dikarenakan Piramida Giza memiliki kesejajaran dengan Sabuk Orion yang melambangkan 3 Raja yaitu Alnitak, Alnilam, dan Mintaka yang sebenarnya mengingatkan kita pada 3 Puteri Al-Ilah dalam Tradisi Pagan di Arab yang bernama Al-Lat, Al-Uzza dan Manat. Tapi mungkin itu nanti kita akan bahas dalam video Pikiranologi yang lain.

Al-Ilah = Allah?

Anunnaki adalah Tuhan?

Kembali ke Anunnaki yang diperkirakan sebagai Alien atau mungkin Tuhan Pencipta Manusia. Sebenarnya teori ini didukung oleh fakta arkeologi penemuan prasasti yang ditulis pada masa pemerintahan Gudea, seorang penguasa di negara bagian Lagash di Mesopotamia Selatan. Penggunaan kata “Anunnaki” dalam teks-teks paling awal, diberikan pada dewa-dewa yang paling kuat dan penting dalam jajaran Dewa Sumeria yaitu keturunan Dewa Langit bernama An. Kelompok dewa ini mungkin termasuk "tujuh dewa yang memerintah" yaitu: An, Enlil, Enki, Ninhursag, Nanna, Utu, dan Inanna.

Gudea

Anunnaki

Meskipun penggambaran Anunnaki sendiri tidak jelas sebagai Dewa, Alien atau Tuhan, dalam Epos Atra-Hasis di periode Akkadia akhir menyebutkan bahwa Igigi yang merupakan generasi keenam dari para dewa dipaksa melakukan pekerjaan untuk Anunnaki atau bisa dibilang mereka adalah asisten Anunnaki. Setelah empat puluh hari Igigi memberontak, Enki salah satu Anunnaki memiliki ide untuk menciptakan manusia demi menggantikan tugas Igigi.

Igigi

Manusia diciptakan dari tubuh jasmani Gesthu-E atau Ilawela, Dewa Tingkat Rendah yang berhubungan dengan kecerdasan, yang sengaja dibunuh sebagai kurban kemudian dari daging dan darahnya dicampur oleh tanah lihat yang dibentuk oleh Ninhursag atau Nintu atau Belet-ili yang merupakan salah satu dari Anunnaki. Dari bentukan ini menjadi 7 Pasang Manusia Pertama dan populasinya meningkat secara signifikan. Enlil, yang juga salah satu Anunnaki, menjadi tidak senang karena tidurnya terganggu oleh kebisingan manusia dan akhirnya mengirimkan banjir bandang.

Epos Atrahasis

Gesthu-E

Ninhursag

Hal ini didukung dalam Epos Gilgamesh yang juga berasal dari periode Akkadia sekitar 1200SM, meskipun nama tokoh yang selamat dari Banjir Besar bukanlah Atrahasis melainkan Utnapishtim namun ini adalah Kisah Banjir Besar yang sama. Banjir Besar yang sama disebutkan di dalam Agama Abrahamik melalui Kisah Nabi Nuh atau Kisah Manu leluhur Ras Manusia dalam tradisi Bharatakhanda atau India Kuno yang dijelaskan di Matsya Purana.

Epos Gilgamesh

Utnapisthim

Melalui Kisah Anunnaki inilah kemudian muncul Teori yang mengatakan kalau Kera yang merupakan Primata Asli Bumi menjadi bahan percobaan penciptaan dari para Alien, Dewa atau mungkin Tuhan. Mereka menciptakan Manusia dengan tujuan untuk bekerja dan mengabdi kepada mereka. Kalau memang demikian, maka Missing Link yang selama ini dicari oleh para Saintis untuk menjawab perubahan cepat Kera menjadi Manusia Modern akhirnya terjawab sudah. Perubahan cepat itu akibat kontribusi teknologi yang dimiliki oleh makhluk yang lebih canggih dari kita yang diperkirakan adalah Anunnaki.

Book of Enoch

Meskipun Film Dokumenter Anunnaki banyak muatan Gerakan Tatanan Dunia Baru atau New Age Movement yang bisa jadi ini bentuk dari alat propaganda membangun Agama Baru di Tatanan Dunia Baru atau New World Order, tetapi Teori Anunnaki ini sangat sejalan dengan Nephilim atau Makhluk Raksasa dalam Book of Enoch atau Kitab Henokh yang merupakan teks kuno Yahudi yang juga bagian dari Sastra Apokaliptik yang dikaitkan tentang Henokh keturunan ketujuh Nabi Adam yang juga merupakan ayah dari Methuselah. Methuselah sendiri diketahui sebagai ayah dari Lamekh dan juga kakek dari Nabi Nuh.

Kitab Henokh

Sastra Apokaliptik

Apakah Nephilim benar-benar ras hybrid Malaikat jatuh yang kawin dengan Manusia? Tetapi menurut New American Bible, Nephilim adalah makhluk surgawi yang datang ke Bumi untuk memperanak Manusia. Terlepas dari pendefinisian Nephilim, Tukang Mikir bisa menghubungkan Nephilim dengan Gilgamesh, seorang Raja dari Kota Uruk di Sumeria, Mesopotamia Selatan, yang di dalam Epos nya yang sudah disebutkan di awal video ini, merupakan makhluk dua pertiga Dewa dan sepertiga Manusia.

Nephilim

Jadi apakah Gilgamesh adalah Nephilim? Dan karenanya Banjir Besar diberikan Anunnaki untuk melenyapkan ras hybrid? Tapi apa alasan Anunnaki melenyapkan Nephilim? Apa karena Anunnaki tidak suka kalau makhluk ciptaannya yaitu Manusia, yang melalui perkawinan dengan Malaikat yang jatuh, bisa menghasilkan ras yang lebih kuat yang disebut Nephilim? Jadi apakah ada semacam iri hati Anunnaki terhadap Manusia sehingga anak-anak Manusia dengan Malaikat harus dihancurkan agar Manusia tetap menjadi makhluk rapuh yang bisa diatur dan tunduk pada Anunnaki?

Gilgamesh

Daftar Raja-Raja Sumeria

Prisma Weld-Blundell

Membahas Teori Anunnaki, Epos Gilgamesh dan Epos Atra-Hasis serta kaitannya dengan Book of Enoch memang seru karena seperti ada titik temu yang sejalan. Tapi titik temu ini seakan hancur hehe saat Tukang Mikir mencocokan dengan Daftar Raja Sumeria yang terdapat di Prisma Weld-Blundell yang menuliskan daftar Raja-Raja di Mesopotamia dan wilayah asing lainnya sebelum dan setelah Banjir Besar yang menyatakan perhitungan yang tidak masuk akal. Seperti misalnya Alulim dari Eridu yang memerintah 28.800 tahun, Alalgar yang juga dari Eridu memerintah 36.000 tahun, dan raja-raja lain yang rentang waktunya tidak masuk akal.

Kemudian bandingkan dengan kondisi setelah Banjir Besar. Rentang masa pemerintahan merosot secara signifikan seperti Jushur dari Dinasti Pertama Kish setelah Banjir Besar yang memerintah 1200 tahun atau Gilgamesh dari Dinasti Pertama Uruk yang hanya memerintah 126 tahun hingga ke Dinasti Isin yang terakhir menaklukan Sumeria. Raja pertama yang bernama Ishbi-Erra hanya memerintah 33 tahun. Hal ini bisa kita simpulkan usia manusia sebelum dan setelah Banjir Besar mengalami degradasi atau kemerosotan yang sangat parah.

Kalau sebelum Banjir Besar, usia Manusia bisa kita asumsikan lebih dari 40.000 tahun karena salah satu Raja-nya yaitu En-Men-Lu-Ana dari Bad-Tibira memerintah 43.200 tahun, maka itu artinya pada awalnya manusia berusia sangat panjang tetapi mengalami Evolusi Menurun menjadi berusia pendek seperti saat ini. Hal ini tentunya jelas tidak sejalan dengan Teori Evolusi milik Sains Modern yang menyatakan kalau Manusia berasal dari Kera dan Evolusi meningkat secara signifikan karena nyatanya di periode sebelum Banjir Besar, peradaban manusia sudah mampu menciptakan sistem yang masa kepemimpinan bisa mencapai ribuan tahun. Tidak mungkin kalau mereka hanyalah Kera yang sedang berevolusi.

Periode 4 Yuga Versi Veda

Referensi beralih ke Periode 4 Yuga atau Perhitungan Siklus dalam Ajaran Veda. Siklus Alam Semesta terbagi menjadi 4 seperti halnya 4 kaki Lembu yang terdiri dari : Satyayuga atau Zaman Keemasan yang berlangsung sekitar 1.728.000 tahun dan rata-rata usia manusia di zaman ini adalah 100.000 tahun. Setelah Satyayuga berakhir masuk ke Tetrayuga yang berlangsung sekitar 1.296.000 tahun dan rata-rata manusia di era ini berusia 10.000 tahun. Setelah Tetrayuga berakhir maka itu artinya memasuki Dwaparayuga yang berlangsung 864.000 tahun dan manusia di era ini rata-rata berusia 1000 tahun. Dan yang terakhir adalah Kaliyuga yang terjadi sejak Sri Krishna meninggal dunia dan era ini berlangsung sekitar 432.000 tahun dengan rata-rata usia manusia yang semakin pendek. Totalnya 4.320.000 tahun yang dihitung sebagai 1 Maha Yuga. Dari 1 Kalpa terbagi menjadi 14 Manwantara. 1 Manwantara terdapat 71 Maha Yuga. Jadi bisa bayangkan betapa panjangnya usia Bumi.

4 Yuga

1 Kalpa = 14 Manwantara = 994 Maha Yuga = 4.294.080.000 tahun

Setiap 1 Manwantara terdapat 1 Manu atau Leluhur Manusia atau bisa dikatakan sebagai Manusia Pertama di Manwantara tersebut. Saat ini sudah memasuki Manu yang ketujuh bernama Waiwaswata. Setiap Manu dipisahkan oleh Banjir Besar atau Bencana Lain yang menghapus setiap jejak di Manwantara sebelumnya. Diperkirakan saat ini kita berada di Manwantara Ke-7, Maha Yuga ke-28, di periode Kaliyuga.

Manvantara

Manu

Dalam kitab Brahmapurana (dan juga Purana lainnya), diceritakan bahwa Swayambu Manu yang merupakan Leluhur Manusia Pertama di Manwantara Pertama tercipta dari tubuh Brahma. Brahma membagi tubuhnya menjadi dua bagian. Satu bagian menjadi pria yang disebut Swayambu Manu. Bagian lainnya menjadi wanita yang disebut Satarupa. Mereka kemudian menikah lalu memiliki dua orang putra dan tiga orang putri. Keturunan mereka kemudian disebut “manawa”, yaitu umat manusia.

Manu Pertama

Mahasammata dan Raja Cakkavatti

Lain di Ajaran Veda, lain pula di Ajaran Buddha. Meskipun sejalan tapi tidak sepenuhnya sama. Hal ini bisa kita lihat di dalam beberapa text Buddhist seperti di dalam Sutta-Sutta di Digha Nikaya seperti misalnya Brahmajala Sutta, Agganna Sutta, dan Cakkavatti-Sihanada Sutta. Lalu Majjhima Nikaya yaitu Brahmanimantanika Sutta. Referensi lainnya seperti dalam Khuddaka Nikaya yaitu Cetiya Jataka dan Baka-Brahma Jataka. Kemudian ada literatur lain yang bisa menjadi referensi yaitu Mahabuddhavamsa, Mahavamsa, Dipavamsa dan Maha Yazawin Gyi yang populer di Myanmar.

Pada saat Alam Semesta mulai berproses, makhluk-makhluk dari Alam Ābhassara yang merupakan Makhluk di Alam Kehidupan Jhana Ke-2, untuk hal ini Tukang Mikir harus memahami 31 Alam Kehidupan versi Kosmologi Buddha, setelah meninggal dari alam tersebut, sebagian besar terlahir kembali ke alam yang lebih rendah. Di sini mereka berdiam, dengan Pikiran dan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, dan hidup seperti itu selama waktu yang sangat lama.

Makhluk yang pertama jatuh dari Alam Ābhassara kemudian berpikir bahwa dirinya adalah Pencipta segalanya. Karena ketika ia merasa bosan hidup sendirian, kemudian muncul makhluk-makhluk lainnya menjadi Menteri dan Pendamping serta makhluk-makhluk lain yang membantu si Makhluk Pertama dan semua makhluk tersebut sepakat kalau dia adalah Sang Pencipta. Padahal kelahiran makhluk lain dari Alam Ābhassara dan keinginannya untuk tidak hidup sendirian, semata-mata karena hasil karma baiknya yang sangat besar di banyak kehidupan sebelumnya.

Setelah melalui waktu yang luar biasa panjang, kemudian banyak makhluk mulai turun dan menikmati kehidupan yang tanpa cela. Pada saat itu Alam Semesta hanya berupa air, dan diselimuti kegelapan, kegelapan yang membutakan, tidak ada bulan dan tidak ada matahari yang muncul, tidak ada bintang, siang dan malam tidak dapat dibedakan, dan tidak ada laki-laki dan perempuan, makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk.

Kemudian setelah waktu yang panjang, tanah muncul karena kondisi-kondisi yang menunjang seperti adanya keinginan makhluk untuk menjelma atau berwujud. Tanah itu  di atas permukaan air di mana makhluk-makhluk itu berada. Terlihat seperti lapisan yang terbentuk sendiri di atas susu panas ketika mendingin. Tanah ini memiliki warna, bau dan rasa. Seperti warna mentega kualitas terbaik, dan sangat manis bagaikan madu murni. Karena muncul rasa keinginan dan serakah itulah kemudian lama-lama tubuh bercahaya itu lenyap menjadi tubuh kasar yang padat dan Alam Semesta terbentuk. Alam Kehidupan dari Neraka sampai Surga mulai muncul.

Berdasarkan kualitas keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang membentuk Alam Kehidupan atau Ruang Dimensi makhluk-makhluk. Dan makhluk-makhluk yang disebut Manusia membentuk suatu komunitas dan karena pencurian sudah mulai muncul maka para penduduk menunjuk satu orang yang dianggap paling berani dan paling bijaksana dengan gelar Mahasammata. Pada zaman tersebut usia manusia masih Asankheyya alias tidak terhitung saking lamanya. Saat itu manusia juga masih memiliki pengetahuan batin dan kesaktian. Mahasammata memiliki 4 hal yaitu : ia dapat berjalan dan melayang di angkasa; memiliki empat makhluk dewata di empat penjuru, yang memiliki pedang, untuk menjaganya; badannya mengeluarkan aroma wangi kayu cendana; mulutnya mengeluarkan aroma wangi bunga teratai.

Mahasammata juga merupakan leluhur dari Raja Dunia atau Raja Cakkavatti yang lahir di Zaman Keemasan saat usia rata-rata Manusia mencapai 100.000 tahun. Sampai hari ini tercatat sudah terdapat 11 Mahasammata dengan jumlah Raja Dunia yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya. Jika dilihat dari kacamata Veda, mungkin bisa disimpulkan kalau Mahasammata ini seperti halnya Manu yang muncul pada saat awal Manwantara.

Kesimpulannya apakah manusia pertama adalah Kera yang berevolusi menjadi Homo Cro-Magnon kemudian dimodifikasi oleh Anunnaki? Atau manusia pertama adalah Adam dan Hawa yang dibentuk dari tanah liat oleh Anunnaki, Dewa, Tuhan, atau apapun namanya? Menghadapi dualitas gagasan, Si Tukang Mikir justru lebih memilih jalan tengah yaitu konseptual Buddha yang menyebutkan manusia tercipta karena kondisi-kondisi dan keinginannya sendiri. Kenapa begitu? Karena dengan kita memahami bahwa keberadaan kita karena keserakahan, kebencian dan kebodohan kita sendiri, maka kita akan mulai bertanggung jawab pada hidup kita dan mulai membebaskan diri dari sistem perbudakan yang di design sejak lama untuk membuat kita tunduk dan taat perintah.


***



Komentar

Postingan Populer