Kaum Darah Biru

Kiri-Kanan: Ichor, Sri Krishna, Neytiri Na'vi


Jika kalian pernah menonton film Avatar karya James Cameron, pasti kalian sudah tidak asing lagi melihat makhluk berwarna biru serupa manusia. Mereka adalah makhluk Na'vi asal planet bernama Pandora di rasi bintang Alpha Centauri yang planetnya di invasi oleh Alien yang dalam hal ini adalah kita, manusia. Namun, ternyata James Cameron tidak asal comot saja dalam menyajikan visual penduduk pribumi planet Pandora yang berwarna biru. Mitologi manusia juga ternyata memiliki kisah-kisah tentang makhluk berkulit biru.

Cakra Ajna dan Para Bangsawan

Sebut saja Sri Krishna dari kebudayaan Sungai Indus yang dikisahkan berwarna biru. Meskipun di dalam ajaran Hindu sendiri tidak ada penjelasan pasti mengenai warna kulit Sri Krishna ini namun beberapa ahli menduga bahwa warna biru pada visual patung-patung titisan Dewa Vishnu ini disebabkan oleh aura yang keluar dari tubuhnya. Warna biru diyakini hanyalah metafora untuk menggambarkan cahaya tubuhnya. Ada beberapa ayat lain dalam Bhagavad Gita yang menunjukkan sifat tak terbatas dari kekuatan dan kesadaran Krishna. Warna biru merupakan representasi dari kedalaman pikiran sadar Krishna. Mungkinkah ini hubungannya dengan Cakra Ajna atau cakra yang terletak di dahi atau dikenal sebagai Mata Ketiga?

Selain kisah Krishna ada pula kisah tentang Ichor si Dewa separuh manusia yang menjadi Raja dari Mitologi Yunani. Meski di beberapa literatur disebutkan bahwa Ichor berwarna hitam, hijau, atau emas, tetapi banyak ahli sepakat bahwa Ichor berwarna biru. Hal ini dikarenakan darah biru adalah warna darah yang mengalir di pembuluh darah Dewa Yunani dan Bangsawan Eropa. Alasan kenapa kita mengenal istilah "Darah Biru" untuk para bangsawan karena atas dasar ini.

Di sisi lain, sebagian besar bangsawan Eropa memiliki golongan darah rhesus O negatif dimana hanya lima persen dari populasi dunia yang memiliki golongan darah ini. Golongan darah, rhesus O negatif, tentu memiliki sifat khusus. Seseorang dengan golongan darah ini hanya dapat menerima darah dari golongan ini, tetapi, dapat memberikan darahnya sendiri kepada siapa saja terlepas dari golongan darahnya.

Alam seolah ingin mengumumkan bahwa para darah biru ini adalah makhluk-makhluk dermawan yang bisa memberikan kehidupan.

Kurangnya Oksidasi Akibat Irit Bernafas

Namun, ada teori lain yang diungkap oleh Matias de Stefano melalui proyek YOSOY miliknya. Ia menjelaskan warna biru pada darah akibat dari sedikitnya proses oksidasi di dalam tubuh. Warna merah pada darah merupakan hasil dari oksidasi atau pembakaran oksigen di dalam darah. Jika kita sadari, warna biru pada pembuluh vena dapat terlihat jelas di permukaan kulit kita sebab pembuluh vena bertugas membawa karbon dioksida dari paru-paru keluar tubuh. Saat tubuh kekurangan oksigen, maka akan membuat kulit tampak kebiruan. Kondisi ini di dalam ilmu kedokteran disebut Cyanosis. Selain itu, beberapa hewan yang memiliki kandungan tembaga yang besar di dalam darahnya akan memiliki darah biru karena akibat percampuran tembaga dan oksigen. 

Matias de Stefano meyakini bahwa Kaum Darah Biru atau The Blue ini adalah nyata bukan sekedar mitos belaka atau metafora. Mereka adalah ahli meditasi yang menjaga keseimbangan Bumi pada dahulu kala. Mengajarkan kebijaksanaan kuno dan seimbang dalam tiga hal yaitu Pikiran, Emosi dan Tubuh. Akibat dari kemampuan meditasi dan menjaga nafas, maka mereka mampu menggunakan nafas mereka se-hemat mungkin. Karena hemat bernafas inilah maka proses oksidasi di dalam tubuh mereka menjadi tidak berlebihan seperti kebanyakan manusia.

Ketika kita hemat bernafas maka bisa memaksimalkan proses masuknya oksigen ke dalam darah sehingga kita tidak membutuhkan oksigen secara berlebihan.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Gobind Vashdev yang merupakan pengajar nafas Buteyko Indonesia. Nafas yang hemat dapat membuat oksigen lebih maksimal diserap di dalam darah. Meskipun Gobind Vashdev tidak menjelaskan proses ini dapat mengubah warna darah kita menjadi biru, kita bisa menerka-nerka bahwasannya kisah tentang para darah biru ini bukan sekedar mitos belaka.

Manusia Modern Darah Biru - Blue Fugates

Kisah mengenai Darah Biru tidak berhenti pada mitologi kuno saja. Di Kentucky ada sebuah keluarga berdarah biru yang dikenal sebagai The Fugates. Menurut para ahli mereka berwarna biru akibat menderita kondisi methemoglobinemia atau kekurangan methemoglobin di dalam darah. Benjamin Stacy, lahir pada tahun 1975, adalah keturunan terakhir The Fugates yang lahir dengan ciri khas warna biru dari kelainan tersebut, meskipun ia dengan cepat kehilangan warna kulitnya yang biru, hanya menunjukkan semburat biru di bibir dan ujung jarinya jika ia kedinginan, atau gelisah.

Banyak orang berspekulasi bahwa beberapa orang Amerika lain yang mewarisi methemoglobinemia mungkin juga memiliki nenek moyang seperti Fugate, tetapi pencarian langsung sejauh ini terbukti tidak meyakinkan.

Bagaimana menurut kalian? Kaum Darah Biru hanya metafora atau fakta?



Referensi:

https://icytales.com/why-is-krishna-blue/
https://greekerthanthegreeks.com/2016/09/lost-in-translation-ichor-blue-blood-of.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Ichor
https://www.medicalnewstoday.com/articles/321442#blood-types
https://bigthink.com/philip-perry/is-the-blood-in-our-bodies-sometimes-blue-or-is-it-just-a-myth
https://medlineplus.gov/ency/article/003215.htm#:~:text=People%20whose%20blood%20is%20low,lung%20problems%20may%20develop%20slowly.
https://yosoy.red/
https://en.wikipedia.org/wiki/Blue_Fugates
https://dnascience.plos.org/2016/09/22/finding-the-famous-painting-of-the-blue-people-of-kentucky/

Komentar

Postingan Populer