Benarkah Kita Pernah Ke Ruang Angkasa?
Astronot NASA di Ruang Angkasa |
Ada hal tidak konsisten yang seharusnya dipertanyakan oleh Tukang Mikir. Secara garis besar misi Apollo 9 pada Maret 1969 bertujuan untuk mengecek Modul Perintah dan Layanan (CSM) dan Modul Lunar (LM) sebagai syarat wajib agar Apollo 11 bisa mendarat di Bulan dengan tanpa hambatan. Anggaplah kalau misi Apollo 11 berhasil sukses dan manusia benar-benar menginjakkan kaki di Bulan.
Kemudian sebuah pertanyaan muncul saat video Orion : Trial By Fire yang dimana Kelly Smith menjelaskan kalau misi Artemis 1 adalah sebuah misi tanpa awak yang dimana kapsul Orion melintas bolak-balik melewati Sabuk Van Allen. Di dalam misi ini diharapkan bisa membawa dampak baik di masa depan apabila ingin melintasi dengan awak secara aman dan selamat sampai Bumi.
Ada yang merasa aneh dengan penjelasan ini? Kalau memang manusia pernah menginjakkan kaki di Bulan kenapa juga Orion tidak berani menerjunkan awak seperti Apollo 11? Seharusnya teknologi atau modul pengiriman awak melewati Sabuk Van Allen sudah ada saat Apollo 11 sukses puluhan tahun silam. Kalau memang Orion melintasi ruang angkasa lebih jauh dari misi-misi sebelumnya, apakah itu artinya lokasi Bulan sebenarnya di dalam Atmosfer, jauh lebih dekat ketimbang Sabuk Van Allen?
Tentu para Tukang Mikir saat sekolah pernah belajar tentang Atmosfer atau lapisan yang melindungi Bumi. Lapisan tersebut terdiri dari Troposfer yang berisi gas-gas yang diperlukan untuk bernafas dan bertahan hidup, Stratosfer yang berisi Ozon dan area yang bisa dilalui pesawat terbang, Mesosfer tempat dimana meteor terbakar, lalu Thermosfer yang merupakan tempat dimana Garis Karman berada dan pada lapisan ini pula diyakini batas antara ruang angkasa dan atmosfer Bumi. Di lapisan Thermosfer para astronot mengalami keadaan tanpa bobot dan disini pula ISS atau Stasiun Antariksa Internasional mengorbit! Lalu ada lapisan terakhir yaitu Eksosfer yang ketinggiannya sampai hari ini tidak pernah diketahui oleh para astronom.
Melihat susunan Atmosfer, secara teknis garis awal mula ruang angkasa yang paling umum kita tentukan nyatanya masih berada di dalam atmosfer Bumi yaitu di lapisan Thermosfer. Karena sampai detik ini kita masih belum mengetahui ujung Eksosfer dan itu artinya kita belum mengetahui pada titik mana ruang angkasa dimulai!
Para astronom mencoba melakukan pengukuran luas Eksosfer dengan instrumen bernama Solar Wind Anisotropies atau yang disebut dengan SWAN. Awan gas di Eksosfer memantulkan sinar UV Matahari maka tercipta luminositas atau pancaran yang disebut Geocorona. Pengamatan terbaru terhadap Geocorona ini menunjukkan bahwa Eksosfer mungkin meluas hingga 630.000 kilometer dari jarak Bumi. Artinya jarak yang mencakup Bulan terhadap Bumi! Karena menurut Sains Modern jarak Bumi ke Bulan adalah 384.400 kilometer. Jadi penemuan ini membuktikan secara teknis Bulan ternyata ada di dalam Atmosfer Bumi!
Penemuan oleh SWAN ini bukanlah penemuan terbaru melainkan arsip di tahun 90an yang sayangnya tidak menjadi pembahasan menarik secara global.
Jadi jika ilmu pengetahuan belum bisa mengukur Atmosfer secara akurat karena ukuran Eksosfer saja masih terus dalam penelitian, bagaimana mungkin sudah terlalu yakin dengan semua informasi antariksa lainnya seperti Bumi itu Bulat, Matahari pusat Tata Surya, kita pernah melewati Sabuk Van Allen demi menginjak Bulan dan sebagainya?
Yah namanya juga tukang mikir, semua juga dipikirin ya kan??? Kalau tukang mikir yang lain gimana? Ikut mikir atau sibuk menjadikan Sains Modern sebagai berhala? Hahaha inget ya scientist sejati itu yang terus menerus bertanya bukan yang mengandalkan rasa percaya hingga menjadi iman membuta.
-Pikiranologi-
Komentar