Tahun Baru Benarkah Tahun Baru?
Tahun Baru Gregorian |
Selama beberapa waktu tidak membagikan informasi apapun kepada para Tukang Mikir diluar sana akibat dari munculnya perasaan putus harapan menghadapi fakta bahwa mata manusia di dalam peradaban modern saat ini terutama manusia di negeri bernama Indonesia masih tertutup kabut tebal pengetahuan akhirnya saya memilih berdiam dalam perenungan untuk sementara alias tidak upload apapun hehe.
Sampai tibalah waktu yang disebut Tahun Baru dan pergantian tahun yang melalui kesepakatan umum terjadi di tanggal 31 Desember ke 1 Januari. Adakah yang bertanya, pergantian tahun di momen ini benarkah demikian? Kenapa seluruh dunia merayakan pergantian tahun dengan pesta pora dan membuang-buang uang demi kembang api dan dekorasi meriah di akhir Bulan Desember dan menyambut awal Januari? Apa yang benar-benar mereka sambut? Apa yang membuat pergantian tahun menjadi berbeda? Apakah orang di tahun sebelumnya akan berbeda di tahun berikutnya?
Perlu disadari bahwa kalender pergantian tahun yang kita gunakan saat ini merupakan kalender yang digunakan oleh bangsa Roma yang disebut sebagai kalender Gregorian. Kalender Gregorian merupakan kalender revisi dari kalender Julian. Karena kekuasaan Roma, Julius Caesar mengganti sistem kalender pada tahun 45 Sebelum Masehi dengan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai Tahun Baru.
Pertanyaannya : apakah kalender ini sangat akurat sehingga dipercaya oleh seluruh manusia di muka bumi sebagai momentum pergantian tahun? Tukang Mikir harus ingat kalau semua kebudayaan modern yang kita anggap sebagai kebenaran kolektif merupakan hasil dari produk kebudayaan Romawi termasuk soal perhitungan kalender Gregorian yang berdasarkan perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Akan tetapi, jauh sebelum kalender Gregorian dipatenkan menjadi kebenaran hakiki peradaban manusia modern, di setiap wilayah memiliki kalender yang berbeda-beda. Tentunya tergantung dari selesainya 1 putaran Matahari.
Misalnya wilayah-wilayah bagian Utara yang memiliki 4 musim selalu merayakan Tahun Baru saat Bumi memasuki Musim Semi meninggalkan Musim Dingin ditandai dengan Rasi Bintang Aries. Biasanya terjadi di sekitar tanggal 21-25 Maret saat Musim Semi dimulai. Orang-orang dengan kebudayaan tersebut kemudian merayakan Kelahiran Kembali karena anggapan bahwa Musim Dingin adalah masa dimana semua makhluk harus beristrahat dan harus menghadapi ‘kematian’ sehingga mereka menyambut Tahun Baru dengan perayaan seolah-olah Bumi Telah Lahir Kembali. Nevruz di Turki, Navruz di Uzbekistan, Nowruz di Persia yang telah dirayakan ribuan tahun sebagai budaya Zoroaster untuk menyambut hari baru setelah Matahari berkelana berputar mengelilingi Bhumandala atau Benua Manusia. Sedangkan di China merayakan Tahun Baru mengikuti dari Kalender Bulan dan Musim Semi dimulai pada pertengahan Januari-Februari.
Lain wilayah maka lain pula perayaan Tahun Baru. Misalnya di peradaban kuno India merayakan Tahun Baru setelah masa panen pada Musim Panas berakhir dirayakan di Bulan Kartika atau Kathina atau sekitar bulan Oktober-November menurut Kalender Gregorian dengan perayaan yang disebut Diwali. Sedangkan di kebudayaan kuno Mesoamerika misalnya Suku Maya memiliki Tahun Baru yang dirayakan diantara tanggal pertengahan Juli dan awal Agustus.
Melihat fakta dan bukti-bukti di depan mata kita semua bahwa Perayaan Tahun Baru pada dasarnya adalah sebuah kebudayaan yang dibangun oleh manusia untuk menyambut perubahan Musim, karena perubahan Musim merupakan simbol dari perubahan manusia sendiri. Ingat konsep Macro-cosmos dan Micro-cosmos bahwa pada dasarnya semua hal yang ada di alam semesta merupakan hasil ekspresi dari tubuh makhluk itu sendiri. Lantas untuk apa kita menghabiskan energi pada perayaan Tahun Baru dalam Kalender Gregorian? Apa yang sedang kita rayakan?
Kalau Musim di negara bagian utara saja masih Musim Dingin dan di berbagai negara lain siklus masih belum ‘lahir kembali’ karena memang bukan waktu yang tepat merayakan Tahun Baru di akhir Desember melainkan tergantung pada waktu dimana Musim berganti. Setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda untuk memasuki musim yang baru. Tahun Baru pada akhirnya akan terjadi berbeda-beda waktu tergantung dimana wilayah tersebut memaknai perubahan Musim akibat perputaran Matahari dan Bulan. Karena makna sejati dari pergantian Tahun bukanlah menutup Akhir Desember dan membuka Awal Januari, tetapi perubahan musim agar manusia kembali mengulang lagi siklus untuk bertahan hidup.
-Pikiranologi-
Komentar