Terra Infinita Dari Sudut Pandang Anti-Mainstream
Dewa Siwa, Peta Terra Infinita dan Buddha Gotama |
Para tukang mikir pastinya sudah lelah dengan perdebatan Bumi Bulat vs Bumi Datar yang enggak ada titik temunya sama sekali. Mungkin permasalahan utama dari perdebatan ini karena hanya berkutat dengan pendapat masing-masing tanpa mau menambah referensi yang anti mainstream.
Salah satunya dari catatan pengetahuan kuno Ajaran Buddha dan Veda. Ini kapan-kapan kita bahas ya alasan kenapa kita harus membuka diri pada Ajaran Buddha dan Veda, bukan demi membuat kalian para tukang mikir ini pindah agama karena pada dasarnya agama dan ajaran itu dua hal yang berbeda. Tapi karena Ajaran Buddha dan Veda adalah ajaran tertua yang ada di bumi yang masih bertahan hingga detik ini dengan sumber referensi yang melimpah ruah.
Termasuk ketika kita membahas Terra Infinita. Kebanyakan orang yang kasih informasi di media sosial, hanya terus membagikan konten tentang misteri peta tersebut tanpa mencoba mengelaborasi dengan pengetahuan kuno. Terra Infinita adalah karya yang ditulis oleh Claudio Nocelli. Beliau sendiri diketahui sebagai orang yang menganut teori kontrasepsi, you know what i mean, gak usah disebut ya. Banyak perdebatan pada buku ini. Para tukang mikir yang sering dilabeli sebagai penganut teori kontrasepsi pun, meyakini kalau tokoh utama dalam Terra Infinita adalah tokoh nyata sedangkan sebagian tukang mikir lainnya menganggap, Terra Infinita hanyalah cerita fiksi belaka yang karyanya sangat imajinatif. Gambaran geografis pada Terra Infinita dianggap hanyalah sebuah teori belaka.
Sebenarnya Teori Relativitas juga masih sebuah Teori tapi kenapa dianggap kebenaran mutlak yang membuat Einstein menerima Noble, sedangkan teori-teori lain yang dianggap berseberangan dengan Sains Modern, bahkan Teori Terra Infinita misalnya, dianggap Teori Kontrasepsi? Hmm ada yang mikir seperti ini juga enggak?
Untuk menyeimbangkan tuduhan Terra Infinita adalah sebuah karya fiksi, mungkin ada baiknya kita mendengarkan dulu penjelasan dari Bhante Nanukkhamsa. Seorang Bhikkhu asal Indonesia yang belajar di Myanmmar dan saat ini aktif mengajar meditasi dan Ajaran Buddha di Indonesia.
Dari penjelasan Bhante Nanukkhamsa, bisa kita ambil kesimpulan kalau peta di Terra Infinita adalah gambaran paling mendekati penjelasan dalam Kosmologi Buddhist. Bukan artinya peta pada Terra Infinita sudah pasti 100% benar tetapi selama ini para tukang mikir kekurangan gambaran visual untuk menunjang pemahaman soal Bumi dan Alam Semesta, maka detail yang diberikan Terra Infinita adalah pendekatan terbaik yang kita miliki saat ini.
Jika yang selama ini kita sebut sebagai Planet Bumi, ternyata hanyalah Benua Selatan yang disebut Jambudvipa, untuk ini nanti kita bahas ya, dan pusat alam semesta bukanlah Matahari melainkan Gunung Meru atau kadang disebut Sineru, maka itu artinya sains modern yang kita anggap benar selama ini ternyata, jawab sendiri.
Apa yang disampaikan oleh Bhante Nanukkhamsa tentunya bukan sebuah kebohongan melainkan sebuah informasi yang sudah diwariskan oleh Buddha Gotama lebih dari 2500 tahun yang lalu. Jauh sebelum Jesus dan Nabi Muhammad lahir ke dunia.
Sebelum tercerahkan, Buddha Gotama adalah seorang pangeran bernama Pangeran Siddharta Gotama. Ia adalah anak raja yang pada zamannya sangat berkuasa. Demi mencari kebenaran, ia kabur dari istana meninggalkan anak dan istri serta orang tuanya. Ayahnya sudah memutuskan memberikan tampuk kekuasaan agar Pangeran Siddharta tidak meninggalkan istana, tapi ia tolak. Pangeran Siddharta telah menolak harta, tahta dan bahkan wanitanya.
Lantas jika informasi yang disampaikan oleh Pangeran Siddharta setelah menjadi Buddha mengenai Kosmologi Buddhist ini adalah sebuah kebohongan, untuk apa ia berbohong? Keuntungan apa yang beliau inginkan? Ketenaran? Abadi dalam sejarah? Saya rasa jika ingin abadi dalam sejarah, beliau bisa membuat Piramida atau peninggalan sejarah lainnya.
Ingat beliau adalah anak raja keturunan Bangsa Sakya, bangsa yang sangat dihormati pada zaman itu. Beliau bisa mengubah peradaban manusia sesuai keinginannya kalau beliau mau tapi yang ditinggalkan beliau adalah informasi sebagai fondasi kita menjalankan kehidupan. Pangeran Siddharta adalah pembuka jalan.
Sekarang tinggal kembali kepada para tukang mikir yang mendengarkan video ini. Apakah peta Terra Infinita yang secara visual mendekati penjelasan dalam Kosmologi Buddhist ini benar atau salah? Silahkan jawab sendiri melalui kematangan Kesadaran kalian.
-Pikiranologi-
Komentar